MENCIPTAKAN BERBAGAI KESEMPATAN AGAR MURID TERBIASA MENGGUNAKAN POLA PIKIR POSITIF DAN EMOSI POSITIF
Tugas Modul 1.3.a.10 –
Aksi Nyata
P O
R T O F O L I O
MENCIPTAKAN BERBAGAI KESEMPATAN
AGAR MURID TERBIASA MENGGUNAKAN POLA PIKIR POSITIF DAN MERASAKAN EMOSI POSITIF
Di
Susun
O
l
e
h
|
N a
m a |
: |
ISATIR RADHIAH, ST, S.Pd |
|
Instansi |
: |
TK
Negeri Grong-Grong |
|
Wilayah |
: |
Kabupaten
Pidie |
|
Angkatan |
: |
1
(Satu) |
|
Fasilitator
|
: |
Ani
Suparti |
|
Pendamping |
: |
Mahlianurrahman |
1.1. LATAR BELAKANG
Pola pikir positif dan emosi positif
sangat dibutuhkan anak. Anak yang memiliki pola pikir positif dan emosi positif
akan lebih mudah beradaptasi dengan orang lain dan mampu menyelesaikan berbagai
masalah. Salah satu peran guru dalam menciptakan dan mengembangkan pola pikir
positif dan emosi positif anak adalah melalui pengasuhan authoritative.
Sebab dengan gaya pengasuhan authoritative guru dapat menerapkan pola
asuh secara demokratis dengan memberi kebebasan pada anak untuk bertindak namun
tetap berdasarkan aturan, pengawasan yang luwes dengan tuntutan, serta adanya
komunikasi. Guru dapat mengembangkan beberapa cara dalam pengasuhan authoritative.
Pertama menciptakan lingkungan yang kondusif dengan mengutamakan mendidik anak
secara kasih sayang. Kedua menumbuhkan rasa aman dan nyaman pada anak. Ketiga
menciptakan hubungan emosional yang positif antara anak dan guru. Keempat
menciptakan kepuasan pada anak melalui wawasan, pengalaman dan contoh penanaman
karakter melalui pendidikan dan sosialisasi. Kelima guru memberikan rasa aman
melalui kehangatan, pemberian perhatian, pengertian dan kasih sayang, dan
keenam mengembangkan keteladanan melalui nilai-nilai afeksi serta pola pikir
positif dan emosi positif. Guru yang menerapkan gaya authoritative cenderung
menunjukkan sikap fleksibel, responsif dalam mendidik anak. Dengan demikian
pola asuh authoritative menjadikan anak memiliki pola pikir positif,
emosi positif, sikap mandiri, percaya diri, imajinatif, mudah beradaptasi, dan
motivasi tinggi untuk berprestasi.
Anak-anak memiliki beberapa aspek
perkembangan, salah satunya adalah aspek sosial-emosional. Meski sosial dan
emosional adalah dua kata yang memiliki makna yang berbeda, tetapi sebenarnya
aspek sosial emosional ini tidak dapat dipisahkan. Perkembangan sosial
emosional ini bertujuan agar anak memiliki kepercayaan diri, kemampuan
bersosialisasi, dan kemampuan mengendalikan emosi positif serta berpikir
positif. Optimalisasi perkembangan sosial emosional ini ditentukan oleh
kualitas kerjasama antara orangtua, guru, dan lingkungan.
Semakin sering perilaku berpikir
positif dan emosi positif anak dilatih, maka kemampuan problem solving-nya
pun akan semakin baik. Maka dari itu guru harus sesering mungkin mengajak anak
bermain permainan yang dapat melatih dan menciptakan pola pikir positif dan
emosi positif anak. Guru dapat melakukannya melalui metode bercerita, bermain
peran, dan sebagainya. Ketika guru memberikan stimulasi dan intervensi yang
baik serta didukung oleh lingkungan yang baik pula, maka kemampuan berpikir positif
dan emosi positif anak akan berkembang dengan optimal.
Melihat perkembangan sosial anak selama ini
sangat tidak sesuai dengan apa yang guru inginkan. Malahan kalau kita
bandingkan dengan anak beberapa tahun belakangan masih banyak memiliki nilai-nilai
berpikir positif dan emosi positif. Hal ini dikaitkan dengan adanya
perkembangan teknologi yang canggih, contohnya penggunaan android pada
anak-anak usia dini sehingga mereka lebih didorong oleh perasaan emosi yang
negatif dari pada pola pikir positif dan emosi positif. Justru itu saya mencoba
mengambil judul ini “Menciptakan Berbagai Kesempatan Agar Murid
Terbiasa Menggunakan Pola Pikir Positif Dan Merasakan Emosi Positif” melalui
permainan menyusun balok, belajar mengantri, sabar menunggu giliran, sikap
bertanggung jawab, sehingga terciptanya pola pikir positif dan emosi positif
anak.
1.2. DESKRIPSI AKSI NYATA
Pada aksi nyata ini terlebih dahulu
yang saya lakukan adalah memberitahukan kepada kepala sekolah tentang kegiatan
menciptakan berbagai kesempatan agar murid terbiasa menggunakan pola pikir
positif dan merasakan emosi positif. Saya mendapat respon yang baik dari kepala
sekolah. Dalam aksi nyata ini salah satu kegiatan yang dapat menciptakan pola
pikir positif dan emosi positif pada anak yaitu kegiatan bermain balok. Di sini
anak dirangsang untuk dapat menciptakan pola pikir positif dan emosi positif
pada saat menyusun berbagai bentuk dari balok.
Pada
kegiatan ini terlihat jelas pola pikir positif dan emosi positif yang ada pada
diri anak. Anak antusias dalam menyusun balok-balok dengan berbagai ragam
bentuk. Guru selalu mendampingi pada saat anak melakukan kegiatan ini sekaligus
memberi contoh dalam menyusun berbagai bentuk dari balok, sehingga anak-anak
terlihat senang dan sangat asyik menyusun balok-balok tersebut, anak dapat
menciptakan sendiri balok-balok dengan bentuk lainnya. Ada beberapa anak yang
masih perlu bimbingan dari guru dalam menggunakan dan cara menyusun balok-balok
tersebut. Pada saat anak giat menyusun balok, guru pendamping juga memberikan
motivasi kepada anak yang belum dapat menggunakan dan menyusun balok-balok
dengan benar.
1.3. HASIL AKSI NYATA
Hasil aksi nyata yang saya lakukan
adalah anak-anak sangat senang dalam menyusun balok-balok menjadi bentuk yang
diinginkannya. Di sini terlihat anak yang sabar dalam menyusun balok-balok
tersebut dan ada juga anak yang kurang sabar, dalam arti kata anak-anak
tersebut masih memukul meja dengan memakai balok-balok. Ada anak yang dapat
menyusun balok-balok menjadi bentuk kereta api, bentuk rumah, bentuk gapura dan
bentuk-bentuk lainnya, dan ada satu anak dapat membentuk balok-balok lebih dari
satu bentuk.
Hasil
yang juga bisa dilihat dari aksi nyata ini adalah beberapa anak dapat menyusun
berbagai bentuk dari balok-balok tersebut dan dapat mengendalikan emosi serta
penuh kesabaran. Kegiatan ini sangat menyenangkan bagi anak.
1.4. REFLEKSI AKSI NYATA
Hasil yang diperoleh dari
aksi nyata ini adalah :
A.
Kegagalan
1.
Ada anak yang melempar-lempar balok
2.
Pada saat menyusun balok ada beberapa anak
yang kejar-kejaran dalam kelas
3.
Masih ada anak yang memukul-mukul meja
dengan menggunakan balok
4.
Ada anak yang mengganggu teman yang sedang
menyusun balok
5.
Masih ada anak yang belum dapat
memanfaatkan balok menjadi suatu bentuk
6.
Terdapat beberapa anak yang belum bisa
membuat bentuk dari balok-balok
B.
Keberhasilan
1.
Suasana kelas dalam bermain balok sangat
menyenangkan bagi anak
2.
Kegiatan menyusun balok dapat menciptakan
pola pikir positif dan emosi positif
3.
Hasil menyusun balok menjadi bentuk-bentuk
lain sudah dapat dipajangkan
4.
Anak dapat merapikan kembali balok-balok
setelah digunakan
1.5. RENCANA PERBAIKAN DI MASA MENDATANG
Dengan ditemukannya beberapa kegagalan dalam kegiatan aksi nyata ini, maka penulis akan merencanakan perbaikan di masa yang akan datang, yaitu dengan cara :
1. Guru menjelaskan kegunaan balok-balok.
2. Guru memperlihatkan berbagai bentuk dari hasil penyusunan balok-balok.
3. Guru harus membimbing anak menyusun balok
4.
Mengadakan
latihan dalam penyusunan balok
1.6. DOKUMENTASI KEGIATAN















Komentar
Posting Komentar